ASIH-ASUH-ASAH

"... Jika kita menghargai seseorang, lalu kita posisikan sebagai individu/sesama, saudara/sahabat dan pemimpin/guru kita.. Maka lambat laun diri kita menjadi seorang yang mudah diterima oleh siapapun, apapun, di manapun, kapanpun dan bagaimanapun ..."

Selasa, 20 Desember 2016

Trisakti, Makna Holistik Pidato Ahok di Kepulauan Seribu

Sumber: saidiman.com

Rame! Geger! Getap Gempita! Cetar Membahana!
Itulah gambaran kasus yang menimpa Gubernur DKI Jakarta non aktif yang juga calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sentilan kecilnya soal kedalaman pemaknaan sebuah tata nilai telah diolah oleh sekelompok orang menjadi suatu produk "penistaan agama, penghinaan ulama dan pelecehan umat" ...
Ya apa boleh buat, seperti itulah situasi dan kondisi pola pikir sebagian masyarakat sekarang ini, yang begitu rentan dijadikan obyek untuk "ditakut-takuti dan diiming-imingi" oleh sekelompok kecil orang-orang egois dan serakah yang berbalut dan berhias diri dengan topeng dan cadar sehingga nampak seolah-olah sedang membela Agama dan bahkan membela Tuhan-nya ...

Yuuuk.. untuk kesekian kalinya kita merenung, merefleksikan dan mencoba mencari makna di balik materi yang disampaikan Ahok saat memberikan sambutan pada kunjungan kerja di Kepulauan Seribu beberapa waktu yang silam. Dengan demikian kita bisa memandang apa yang disampaikannya termasuk soal mengutip sebuah Ayat Suci dari Buku Suci itu sebagai rangkaian dari sebuah puzzle yang menyeluruh, bukan hanya diambil sepotong kecil saja ...

Program Kemandirian Ekonomi Masyarakat ...

Waktu itu, Ahok bersama timnya sedang mensosialisasikan program kemandirian ekonomi bagi masyarakat Kepulauan Seribu, komunitas yang terdiri dari sekitar 20 ribuan warga yang selama ini terkesan dicuekin dan ditinggal oleh induknya di Jakarta Raya, sehingga.. teritori dan masyarakat di sana hanya dijadikan obyek plesiran saja oleh orang-orang berkantong tebal...

Ahok menawarkan program kerja sama kewirausahaan kepada siapapun warga kabupaten Kepulauan Seribu yang serius mau kerja dan berwira usaha dengan Pemprov DKI Jakarta. Bimbingan, penyuluhan, pelatihan, kemudahan dan modal diberikan oleh Pemprov dengan sistem bagi hasil 80% untuk warga dan 20% untuk Pemprov. Bukan itu saja, Ahok juga sudah merencanakan bagaimana penanganan paska panen (misal membuat cold storage), transportasi (pengadaan kapal2 angkut rutin dan terjadwal) dan pasarnya (pembangunan pasar di K. Seribu maupun koneksi ke Jakarta). Sebuah tawaran kerja sama bisnis terpadu yang pastinya sulit ditemukan di seantero negeri ini.. tul pa tul? ..

Pada kesempatan itu Ahok juga mengkritisi praktek kebanyakan Koperasi yang mengutamakan konsep 'sama rata" di mana Koperasi didirikan tanpa para anggotanya memiliki usaha. Koperasi dengan semangat pendirian seperti ini kebanyakan tidak berhasil (atau killed before life).  Ahok ingin, bahwa komunitas atau kelompok-kelompok kecil warga itu membangun usaha masing-masing terlebih dahulu. Baru setelahnya, komunitas persaudaraan warga itu bersama-sama mendirikan Koperasi (tambahan: misalnya koperasi pemasaran). Bagi hasil 20% yang diterima Pemprov nantinya akan dialokasikan kepada koperasi-koperasi yang terbentuk dan berjalan.. Sebagai tambahan, realitasnya banyak sekali koperasi-koperasi yang bisnisnya maju dan berkembang pesat tetapi dalam prakteknya tidak ada bedanya dengan korporasi... Nah.. bukankah program Ahok ini selaras dengan Konstitusi pasal 33 ayat 1?

dokumen koleksi pribadi

Tawaran Kedaulatan Politik Masyarakat ...

Pada kesempatan itu Ahok juga menyinggung soal Pilkada DKI, dimana ia juga ikut prosesnya sebagai calon petahana. Ahok mengingatkan warga untuk memilih calon yang dinilai terbaik mmenurut mereka. Bahkah dia mengatakan, kalau ada calon yang lebih baik, lebih jujur, lebih bisa kerja untuk melayani masyarakat, ya pilih orang itu jangan pilih dirinya. Nah, terkait dengan hal itulah maka dia mengatakan supaya warga jangan mau dibodohi oleh orang-orang (pihak lain) dengan menyebut salah satu Ayat sebuah Buku Suci. Intinya Ahok sedang memaparkan pentingnya warga mempunyai kedaulatan politik, salah satunya saat menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada DKI Jakarta.. bukankah itu sesuai dengan Konstitusi bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat? ...

dokumen koleksi pribadi

Geliat Masyarakat yang Berbudaya Nusantara ...

Yang Mulia Paduka Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pengantar penyusunan Dasar Negara pernah mengatakan, bahwa PANCASILA kalau mau dimampatkan menjadi tiga sila jadinya TRISILA.. kalau masih mau dimampatkan lagi menjadi satu sila jadinya EKASILA.. dan Ekasila itu adalah GOTONG ROYONG... Budaya adalah cara hidup dan cara bertindak yang sarat dengan nilai-nilai luhur, yang telah diwariskan oleh Para Leluhur Suci dan para pendahulu. Para Pendiri Bangsa telah mempelajari, memahami, mendalami dan meneladani budaya itu, lalu dirangkai menjadi lima kalimat indah sarat makna, Karya Agung Para Pendiri Bangsa, Kado Terindah Kemerdekaan Indonesia.. DASAR NEGARA PANCASILA.. itulah Inti BUDAYA Indonesia... di Kepulauan Seribu, bukankah Ahok sedang menyampaikan tema besar ini?

dokumen koleksi pribadi

Pola Pokir Sektoral ...

Kalau materi yang disampaikan Ahok itu lantas dipenggal, cuman diambil satu potongan dari bangunan keseluhunan komponen puzzle, ya dimaklumi saja ketika kemudian pikiran, omongan dan perilaku orang-orang yang menyomot potongan itu ya hanya sektoral saja.. tapi celakanya, pola pikir sektoral ini kemudian dengan mudahnya dikemas menjadi poduk mahal dan laris di pasaran.. ya iya lah.. soalnya kan bertema agama.. soal surga dan neraka.... heu heu heu... Paduka Bung Karno juga pernah mengatakan:"... orang tidak dapat mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya Si MisKin... "

https://diekz.wordpress.com

Ya sudahlah! kita tunggu saja kelanjutan kisah ini... untuk tahu apa dan bagaimana nanti endingnya, sementara ini yuuuk kita bertanya pada rumput yang bergoyaaang....
Nah... untuk membantu membawa kita ke alam pemahaman yang lebih dalam, yuuuk kita nikmati dan renungkan sebuah lagu lawas dari Ebiet G. Ade, "Berita Kepada Kawan" .. heu heu heu ...



Salam 101,
dokumen pribadi

1 komentar: