ASIH-ASUH-ASAH

"... Jika kita menghargai seseorang, lalu kita posisikan sebagai individu/sesama, saudara/sahabat dan pemimpin/guru kita.. Maka lambat laun diri kita menjadi seorang yang mudah diterima oleh siapapun, apapun, di manapun, kapanpun dan bagaimanapun ..."

Selasa, 20 Desember 2016

"Satria Piningit" di 101 Pilkada Serentak

sumber gambar : http://spnmakassar.blogspot.co.id/
Awal tahun 2017, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilakukan serentak di 101 provinsi dan kabupaten/kota. Jadi, pilkada bukan hanya dilakukan di Provinsi DKI Jakarta yang beritanya di media begitu hingar-bingar dimana "si mulut ndower" Ahok yang tak jarang nyemburkan kata-kata makian jorok kepada para koruptor, pemalak dan pemalas,  menjadi sumber berita terbesar. Kepada siapa rakyat pemilih akan mempercayakan pengelolaan daerahnya, ya kita tunggu saja hasil pemungutan suara tahun depan...

Makna Angka 101

Sebanyak 101 (seratus satu) atau bisa juga dibaca "satu kosong satu" tentu terserah siapa saja yang mau menafsirkannya, pastinya sih tak serumit dan seheboh menafsirkan Al Maidah 51 yang belakangan sangat kesohor dan memicu berbagai macam perbedaan pendapat, pertentangan, pengkotak-kotakan bahkan permusuhan itu. Tentu Surat Al Maidah 51 bukan sebagai penyebab sengkarut karena ini Ayat Suci, tetapi pertikaian itu lebih disebabkan oleh perilaku para elit, tokoh atau orang-orang yang ingin dianggap sebagai elit/tokoh yang masih saja memamerkan ego digabung dengan nafsu  kekuasaan maupun ketenaran. Bisa jadi inilah menjadi penyebab hiruk-pikuk lanjutan dari ocehan Ahok, dimana ego selalu beranak pinak sombong dan serakah serta seabreg cucu-cicit-buyutnya. Hikmahnya, mungkin Tuhan sedang menyampaikan pesan 
One For All - All For One
Munculnya angka 101 pada gelaran pilkada serentak 2017 bisa saja dianggap sebagai suatu kebetulan. Tapi bagi orang-orang yang beriman yang mau berpikir, tentu tidak ada sesuatu yang kebetulan.  101 bisa diartikan sebagai "Satu Untuk Semua - Semua Untuk Satu" atau "One For All - All For One". Makna terdalamnya adalah "Tuhan Untuk Semua - Semua Untuk Tuhan". Runutan ke sekiannya bisa dimaknai sebagai  "Indonesia Untuk Semua - Semua Untuk Indonesia", sangat nyambung dengan penyelenggeraan pilkada serentak di 101 daerah di negeri ini awal tahun 2017 nanti. Jadi, Pilkada serentak awal 2017 seharusnya mengarah menuju kepada SATU: Keagungan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta, membidik harmoni-nya ekosistem-ekologi-ekonomi dunia yang berpegang pada Hukum-Nya, memperjuangkan adil dan makmurnya Indonesia dengan melaksanakan Budaya Khas Indonesia yakni PANCASILA... Sudah saatnya saya dan (mungkin) Anda membuka kesadaran, bahwa sudah terlalu lama kita dijajah, ditakut-takuti dan diiming-imingi oleh sekelompok kecil "penguasa dunia" yang menawarkan dan memaksakan "tuhan palsu" untuk kita sembah, yakni materialisme dan materialistik (harta, kekuasaan, ketenaran). Bisa jadi saya dan (mungkin) Anda gak sadar kalau selama ini sudah dan sedang menjadi pengguna atau bahkan pelaku dari sistem jahat yang menawarkan tuhan palsu lewat apa yang dengan sangat keren disebut globalisasi atau sistem global...

Munculnya Satria Piningit

Kembali ke topik pilkada, saya pikir, masyarakat (rakyat pemilih) jangan  lagi mau diadu domba, dipecah belah, dikotak-kotakkan dengan issyue apa pun lewat tampilan para calon pemimpin (atau para calon "abdi rakyat"?) maupun tim horee-nya khususnya lewat serangkaian proses pilkada serentak di 101 daerah di pelosok tanah air ini. Kita hanya perlu menumbuhkan kembali dan menjada INTEGRITAS kita sebagai para pemilih, dengan cara tak mempan diiming-imingi dan tak tunduk ditakut-takuti. Diiming-imingi uang untuk milih calon tertentu? Diiming-imingi jalur bisnis untuk memanipulasi serangkaian proses pilkada? No! Ditakut-takuti dengan ancaman tertentu? No! Dihina, dicela, dicaci, difitnah karena kita rakyat pemilih mempertahankan integritas? Biarin aja!

Dengan tampil penuh integritas ketika menggunakan hak pilih saat pemungutan suara, pasti yang akan terpilih sebagai "abdi rakyat" di masing-masing daerah adalah yang terbaik (meski mungkin dari para calon yang "tergolong buruk"). Setelah dipilih kemudian terpilih, lalu kita secara bergotong-royong mendukung dan mendoakan mereka para abdi rakyat itu supaya menjadi orang-orang pilihan yang akan mengantar daerahnya menjadi lebih baik dan pada akhirnya akan mengantarkan Indonesia, negeri paling kaya raya di dunia ini, negei pusatnya spiritualitas,  menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi, di mana PANCASILA dijalankan secara murni dan konsekuen.. menuju INDONESIA MERCUSUAR DUNIA... INDONESIA RAJA DUNIA...

Jadi... rakyat pemilih lah... Anda lah sebenarnya si SATRIA PININGIT itu..

Salam 101,
Satu Untuk Semua - Semua Untuk Satu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar